SUDUTKATA.COM, SAMARINDA – Sejarah baru tercipta di Kalimantan Timur. (Klatim) Rudy Mas’ud dan pasangannya, Seno Aji, resmi ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim periode 2025-2030 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim.
Malam itu, suasana di Room Crystal, Hotel Mercure Samarinda, terasa berbeda. Para pejabat, simpatisan, dan awak media memenuhi ruangan, menanti pengumuman resmi. Saat namanya disebut sebagai pemenang, Rudy Mas’ud tersenyum tipis. Ia bukan sekadar politisi yang menang dalam kontestasi demokrasi. Ia adalah pengusaha pertama yang berhasil menduduki kursi orang nomor satu di provinsi ini.
“Ini bukan kemenangan saya pribadi. Ini amanah yang diberikan masyarakat Kaltim, dan akan kami pertanggungjawabkan kepada Tuhan,” ujar Rudy dalam pidatonya.
Bagi warga Balikpapan, momen ini lebih dari sekadar kemenangan politik. Untuk pertama kalinya, seorang putra asli kota minyak itu memimpin Kalimantan Timur.
Dari Kampung Baru ke Panggung Politik
Rudy Mas’ud lahir di Balikpapan pada 1 Juni 1980. Masa kecilnya dihabiskan di Kampung Baru, kawasan pesisir yang lekat dengan kehidupan maritim dan perdagangan kecil. Dari lingkungan inilah ia belajar tentang kerja keras dan daya juang.
Pendidikan dasarnya ditempuh di SD 008, lalu berlanjut ke SMP 4 dan SMA 2 Balikpapan. Setelah itu, ia melanjutkan studi ke Universitas Mulawarman Samarinda. Namun, bukan jalur akademik atau birokrasi yang membentuknya, melainkan dunia usaha.
Sebagai pengusaha transportasi BBM, Rudy membangun bisnisnya dari nol. Ia memahami denyut ekonomi daerahnya, sesuatu yang jarang dimiliki pemimpin sebelumnya yang lebih banyak datang dari latar belakang birokrasi atau militer.
Seno Aji: Dari Ahli Geologi ke Jalur Politik
Seno Aji lahir di Semarang dari keluarga pegawai negeri sipil. Dunia politik bukan bagian dari latar belakang keluarganya. Namun, takdir membawanya ke jalur berbeda.
Tahun 1995, ia merantau ke Kutai Barat, bekerja sebagai ahli geologi di sebuah perusahaan tambang emas. Kariernya membawanya berkeliling ke berbagai daerah, bahkan hingga ke luar negeri. Namun, pepatah di Kaltim menyebut, siapa pun yang meminum air Sungai Mahakam akan kembali. Itu pula yang terjadi pada Seno.
Kecintaannya pada Kalimantan Timur tumbuh seiring waktu. Ia mulai aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan ekonomi, membangun jejaring dengan masyarakat dan dunia usaha. Dari sinilah pintu politik terbuka. Meski tak berasal dari keluarga politisi, ia mendapat kepercayaan untuk menempati posisi strategis di Partai Gerindra.
“Pada 2006, saya memutuskan membawa keluarga dari Semarang ke Samarinda untuk memulai usaha di bidang pertambangan dan alat berat,” ujarnya.
Kini, Seno Aji tak sekadar kembali ke Kaltim, tapi juga menjadi bagian dari pemerintahan provinsi.
Menang Telak di Pilgub
Pilgub Kaltim 2024 mempertemukan dua kekuatan besar: duet petahana Isran Noor-Hadi Mulyadi dan penantang Rudy Mas’ud-Seno Aji.
Hasil hitung cepat menunjukkan Rudy-Seno unggul dengan 56 persen suara. KPU kemudian mengonfirmasi kemenangan mereka dengan perolehan 996.399 suara atau 55,66 persen dari total suara sah.
Meski sempat ada gugatan ke Mahkamah Konstitusi dari kubu petahana, MK menolak permohonan tersebut. Jalan bagi Rudy-Seno memimpin Kaltim pun terbuka lebar.
Tantangan di Depan Mata
Sebagai gubernur terpilih, Rudy Mas’ud mewarisi sejumlah pekerjaan rumah. Infrastruktur yang belum merata, tingkat kemiskinan, isu lingkungan, hingga ketergantungan ekonomi terhadap batu bara menjadi tantangan besar.
Ia menegaskan komitmennya menjadikan Kaltim sebagai pusat ekonomi baru di Indonesia. Dengan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN), ia ingin menarik lebih banyak investasi dan membuka lapangan kerja.
“Kaltim punya potensi besar, bukan hanya dari sumber daya alam, tapi juga sumber daya manusianya. Kita perlu strategi tepat agar semua ini bisa benar-benar dirasakan masyarakat,” kata Rudy.
Salah satu prioritasnya adalah pembangunan di Balikpapan. Sebagai kota penyangga IKN, Balikpapan harus siap dengan infrastruktur yang memadai.
“Kota ini butuh lebih banyak SMA dan rumah sakit, khususnya di Balikpapan Timur. Ini akan jadi prioritas kami,” katanya.
Merangkul Lawan Politik
Sebagai pemimpin baru, Rudy ingin merangkul semua pihak, termasuk lawan politiknya. Ia berencana bertemu dengan Isran Noor dan Hadi Mulyadi sebagai bagian dari upaya rekonsiliasi.
“Ada waktunya bertanding, ada waktunya bersanding. Sekarang saatnya kita bersanding untuk membangun Kaltim,” ucapnya.
Ia juga menegaskan bahwa kepemimpinannya akan bersifat inklusif, tanpa memandang suku, agama, atau afiliasi politik.
“Kaltim adalah rumah kita bersama. Kita semua punya tanggung jawab untuk membuatnya lebih baik,” kata dia.
100 Hari Kerja
Tak ingin larut dalam euforia kemenangan, Rudy dan Seno menyiapkan program 100 hari kerja. Mereka tengah menyusun tim transisi untuk memastikan sinkronisasi dengan pemerintahan sebelumnya.
Seno Aji menyebut ada sekitar 10 nama yang dipertimbangkan masuk dalam tim percepatan gubernur.
“Kami ingin memastikan transisi ini berjalan lancar, sehingga program kerja bisa langsung dieksekusi setelah pelantikan,” ujar Seno.
Partisipasi Publik dan Legitimasi Kemenangan
Dalam pemilu kali ini, tingkat partisipasi publik mencapai 68 persen. Angka ini memang belum menyentuh target nasional 77 persen, tetapi tetap menjadi capaian yang patut diapresiasi.
Ketua KPU Kaltim, Fahmi Idris, menegaskan bahwa semua proses telah berjalan sesuai aturan.
“Penetapan ini dituangkan dalam Keputusan KPU Kaltim Nomor 50 Tahun 2025. Kami juga akan menyampaikan usulan pengesahan dan pengangkatan pasangan terpilih kepada DPRD Kaltim,” ujarnya.
Membangun Kaltim Bersama
Di akhir pidatonya, Rudy menegaskan bahwa membangun Kaltim bukan pekerjaan satu pihak. Ia mengajak semua elemen, mulai dari masyarakat, pelaku usaha, hingga kepala daerah di kabupaten/kota untuk bersinergi.
“Mari kita membangun Kaltim dari kita, untuk kita, dan oleh kita. Bersama, kita wujudkan Kaltim emas menuju Indonesia emas,” kata politisi Golkar itu.
Malam itu, di tengah gemuruh tepuk tangan, sejarah baru telah ditorehkan. Kaltim kini berada di tangan seorang pengusaha yang menjadi gubernur. Akankah kepemimpinannya membawa perubahan? Waktu yang akan menjawab.
redaksi sudutkata