Unmul Hadirkan Papan Informasi Digital untuk Dukung Eduwisata Kampung Tenun Samarinda

SUDUTKATA.COM, SAMARINDA – Universitas Mulawarman (Unmul) melalui Program Pengabdian Kemitraan Masyarakat menghadirkan papan informasi wisata berbasis digital di Kampung Tenun Samarinda sebagai upaya memperkuat identitas destinasi eduwisata dan meningkatkan daya saing pengrajin lokal berbasis teknologi.

Program bertajuk “Peningkatan Visual Branding Capability melalui Pendampingan Technopreneurship pada Kelompok Pengrajin Tenun Samarinda menuju Eduwisata Berkelanjutan” ini diinisiasi tim dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unmul, yakni Vitria Puri Rahayu, Ratna Fitri Astuti, dan Mustangin, dengan melibatkan mahasiswa aktif Hendra Saputra dan Ribka Anggia Simamora serta masyarakat pengrajin sebagai mitra utama serta Kelurahan Tenun Samarinda sebagai mitra pemerintah daerah setempat.

Vitria Puri Rahayu, mengatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya berfokus pada aspek produksi, tetapi juga penguatan manajemen usaha agar pengrajin mampu mengelola bisnis secara lebih profesional dan berkelanjutan.

“Pengrajin tenun memiliki potensi ekonomi yang besar, namun perlu didukung dengan kemampuan manajemen usaha yang baik. Melalui pelatihan ini, kami mendorong pengrajin memahami perencanaan usaha, pengelolaan keuangan sederhana, hingga strategi pengembangan bisnis berbasis potensi lokal,” ujar Vitria, Minggu 14 Desember 2025

Ia menambahkan, penguatan kapasitas tersebut menjadi fondasi penting agar Kampung Tenun tidak hanya dikenal sebagai sentra budaya, tetapi juga sebagai destinasi eduwisata yang bernilai ekonomi.

Sementara itu, Ratna Fitri Astuti menekankan pentingnya optimalisasi media sosial sebagai sarana promosi dan pemasaran produk tenun di era digital. Menurutnya, keberadaan papan informasi digital yang dilengkapi QR code akan memudahkan wisatawan mengakses informasi secara langsung.

“Media sosial saat ini menjadi etalase utama produk lokal. Melalui pelatihan ini, pengrajin kami dampingi agar mampu membuat konten yang menarik, memahami fotografi produk, serta menyusun cerita di balik setiap kain tenun yang diproduksi,” kata Ratna.

Ia menyebutkan, integrasi papan informasi digital dengan media sosial dan katalog produk daring diharapkan mampu memperluas jangkauan pasar pengrajin, tidak hanya bagi wisatawan yang datang langsung, tetapi juga calon pembeli dari luar daerah.

Adapun Mustangin menjelaskan bahwa pendampingan technopreneurship menjadi kunci dalam menghubungkan kreativitas tradisional dengan pemanfaatan teknologi digital. Pendekatan ini, kata dia, bertujuan menciptakan kemandirian pengrajin dalam mengelola dan mengembangkan usahanya.

“Technopreneurship bukan sekadar penggunaan teknologi, tetapi bagaimana teknologi menjadi alat untuk meningkatkan nilai tambah produk dan memperkuat branding Kampung Tenun sebagai destinasi wisata kreatif yang berkelanjutan,” ujar Mustangin.

Ia menambahkan, pendampingan dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan mahasiswa, pengrajin, serta dukungan pemerintah Kelurahan Tenun Samarinda, sehingga terjadi proses transfer pengetahuan dua arah yang inklusif.

Papan informasi wisata berbasis digital yang dipasang di kawasan Kampung Tenun Samarinda memuat QR code yang terhubung ke profil pengrajin, sejarah tenun, media sosial, hingga katalog produk yang dapat diakses pengunjung secara mudah dan cepat.

Program ini mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat.

Melalui inovasi digital dan pendampingan berkelanjutan, tim pengabdian Unmul berharap Kampung Tenun Samarinda mampu memperkuat posisinya sebagai bagian dari sektor eduwisata Kota Samarinda, sekaligus meningkatkan kesejahteraan pengrajin tenun melalui pemanfaatan teknologi dan penguatan branding visual. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *