MPLS Tahap Kedua di SMK Medika Samarinda: Cetak Lulusan Siap Kerja lewat Pendidikan Karakter

PENDIDIKANUncategorized

SUDUTKATA.COM, SAMARINDA – Suasana di SMK Medika Samarinda tampak berbeda dalam sepekan terakhir. Ratusan siswa baru berseragam lengkap terlihat antusias mengikuti rangkaian kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahap kedua, yang berlangsung sejak awal Juli 2025.

MPLS ini menjadi penutup dari rangkaian panjang proses orientasi siswa baru tahun ajaran 2025/2026. Sebelumnya, tahap pertama telah digelar pada Mei lalu. Total sebanyak 500 siswa baru terlibat dalam kegiatan ini.

Namun, tidak seperti orientasi sekolah kebanyakan, MPLS di SMK Medika tidak sekadar mengenalkan tata tertib sekolah atau lingkungan fisik. Lebih dari itu, kegiatan ini dirancang sebagai ruang awal untuk membentuk karakter siswa sejak hari pertama mereka memasuki dunia pendidikan kejuruan.

Kepala SMK Medika Samarinda, Musmuliadi, menyebut kegiatan MPLS tahap kedua difokuskan pada penguatan karakter dan kesiapan mental siswa untuk dunia kerja. Hal ini, katanya, menjadi ciri khas sekolah yang ia pimpin.

“Kami percaya bahwa pembentukan karakter menyumbang 70 persen dalam pendidikan, sedangkan aspek akademik hanya 30 persen,” ujar Musmuliadi saat ditemui pada Sabtu, 5 Juli 2025.

Menurut dia, saat siswa memasuki dunia kerja, nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, loyalitas, komunikasi, dan kerja sama jauh lebih dibutuhkan dibandingkan nilai rapor atau ijazah semata.

MPLS dengan Materi Tak Biasa

Rangkaian MPLS diisi dengan sejumlah materi yang jarang ditemui dalam kegiatan serupa di sekolah lain. Siswa mendapatkan pelatihan public speaking, motivasi diri, pengenalan dunia industri, dan pelatihan pengembangan diri non-akademik.

Konsep ini bertujuan membentuk siswa menjadi pribadi yang adaptif, percaya diri, serta memiliki gambaran tentang tantangan dan dinamika dunia kerja sejak dini.

Kebijakan Fleksibel, Suasana Belajar Tanpa Tekanan

SMK Medika Samarinda dikenal dengan pendekatan pembelajaran yang humanis dan fleksibel. Salah satu kebijakan unik yang diterapkan adalah membebaskan siswa untuk memanjangkan rambut dan menggunakan sepatu dengan warna bebas selama tetap rapi dan sopan.

“Karena panjang rambut atau warna sepatu tidak ada hubungannya dengan kecerdasan,” kata Musmuliadi. Ia menambahkan, suasana belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan justru mempermudah proses serap ilmu.

Belajar Tanpa Kekakuan

Pola pembelajaran di sekolah ini diatur sedemikian rupa agar siswa tetap produktif tanpa merasa jenuh. Jam belajar disusun secara fleksibel, menghindari kejenuhan akibat sistem belajar yang terlalu kaku dan monoton.

Model ini diyakini mampu menekan potensi konflik dan kebosanan di lingkungan sekolah, serta menjaga semangat belajar para siswa tetap terjaga sepanjang tahun ajaran.

Jurusan Favorit dan Sistem Pemagangan

Tingginya minat calon siswa terhadap SMK Medika terlihat dari animo terhadap sejumlah jurusan favorit. Jurusan Keperawatan menduduki posisi teratas dalam pilihan siswa, diikuti Desain Komunikasi Visual (DKV), Multimedia, Teknik Sepeda Motor, Farmasi, Perkantoran, Pemasaran, dan Teknik Laboratorium Medik.

Siswa diberi kebebasan memilih jurusan sesuai minat dan potensi diri mereka. “Kami tidak mengarahkan atau memaksa. Prinsip kami, anak-anak harus memilih sendiri agar merasa bertanggung jawab atas pilihan tersebut,” ucap Musmuliadi.

Pemagangan yang Mengakar

Guna memperkuat kesiapan kerja lulusan, SMK Medika lebih menekankan praktik langsung ketimbang teori. Program pemagangan disusun secara sistematis, dan bekerja sama dengan berbagai perusahaan serta institusi industri.

“Teori penting, tapi praktik jauh lebih krusial di dunia kerja,” tambahnya.

Empat Pilar Pendidikan SMK Medika

Sekolah ini membangun sistem pendidikannya di atas empat pilar utama:

  1. Iman dan Takwa (Imtak) – Membentuk karakter religius dan moral meski dibarengi kelonggaran penampilan.
  2. Kedisiplinan KBM tanpa jam kosong – Menjamin proses belajar berjalan efisien dan terstruktur.
  3. Magang dan praktik industri – Memberi pengalaman lapangan secara langsung.
  4. Pengembangan diri lewat 32 ekstrakurikuler – Mulai dari boxing, balap motor legal, basket, voli, hingga klub kreatif.

Program ekstrakurikuler ini dirancang untuk mengakomodasi berbagai minat dan bakat siswa. Beberapa di antaranya bahkan telah mencetak prestasi di tingkat provinsi hingga nasional.

Lulusan Siap Kerja dan Siap Hidup

Melalui pendekatan pendidikan menyeluruh menggabungkan karakter, akademik, dan life skill, SMK Medika Samarinda menempatkan dirinya sebagai institusi pendidikan vokasi yang progresif.

Musmuliadi menyebut, sekolahnya bukan hanya mencetak lulusan siap kerja, tetapi juga siap menghadapi perubahan zaman.

Model pendidikan semacam ini, menurutnya, menjadi pembeda utama SMK Medika dibanding sekolah lain di Kalimantan Timur. “Kami bukan sekadar tempat belajar, tapi tempat menumbuhkan potensi,” ujarnya.

Tingginya Animo Masyarakat

Konsistensi sekolah dalam mengembangkan sistem pendidikan berbasis karakter dan praktik terbukti menarik minat masyarakat. Setiap tahun ajaran baru, jumlah pendaftar selalu melebihi kapasitas yang tersedia.

Mereka yang diterima bukan hanya dinilai dari nilai akademik semata, melainkan juga dari motivasi dan kesiapan mereka menjalani pendidikan vokasi.

“Pendidikan itu bukan tentang siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling siap menghadapi kenyataan hidup,” pungkas Musmuliadi. (MIFA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *